Priska membawa Mala masuk ke dalam ruangan tempat Bisma dirawat. Priska mengantar Mala hanya sampai melewati pintu. Setelahnya Priska ke luar, dan menutup pintunya. Mala membawa kursi roda mendekati Bisma. Bisma membuka matanya yang tadi terpejam. "Mala," panggilnya dengan suara lirih. Mala semakin mendekat, ia berhenti di sisi tempat tidur Bisma. Mereka saling tatap, saling menyelami perasaan masing-masing. Dua bening meluncur begitu saja dari mata Mala, membuat jalur bak anak sungai di pipi. Lalu menetes jatuh ke atas pangkuannya. "Maafkan aku, karena aku hidupmu jadi selalu penuh air mata. Apapun yang aku lakukan, pasti tidak akan mampu menebus kesalahanku padamu," ucap Bisma, masih dengan suara lirih. Mala menundukan kepala, disusut air mata dengan telapak tangannya. Tatapannya jat