Bisma menghitung dengan menunjuk angka-angka yang tercetak di kalender duduk yang ada di atas meja. Bibitnya menyunggingkan senyuman, ditatapnya Mala yang terlelap dengan tenang. Lalu ia beranjak mendekati boks tempat putranya tidur. Bagus tidur dengan lelap, bibirnya bergerak seakan memberikan senyum untuk Ayahnya. Bisma menoel pipi gembul putranya. Bagus lahir dengan bobot yang lumayan berat. Jauh lebih besar dari si kembar. Setelah menatap Bagus, dan merapikan kembali kelambu yang melindungi Bagus, Bisma beranjak ke pintu yang menghubungkan kamarnya dengan kamar si kembar. Bisma merapikan selimut mereka bergantian, keduanya memang masih tidur satu kamar, tapi di atas ranjang yang berbeda. Bisma mendaratkan kecupan di kening kedua anaknya. Tiba-tiba sepasang lengan melingkari lehernya,
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari