“Aril … Aril …. Aril ….” Kabiru menutup telinganya tatkala mendengar teriakan Sahnum yang sangat kencang. Belum lagi teriakan para orang-orang di sebelahnya yang juga tampak antusias meneriaki nama-nama personil band Peterpan itu. Saat ini jam setengah tujuh malam dan mereka sudah sampai di gelora bung tomo tempat diadakan konser yang sekarang dipenuhi dengan lautan manusia. Kabiru terus memegang tangan kiri Sahnum agar Sahnum tidak pergi dari tempatnya. Berdesak-desakan, bercampur dengan banyak orang, asap rokok dan bau aneh tercium di indra penciuman Kabiru, Andai bukan demi Sahnum, ia tidak akan mau ikut nonton konser. Kabiru tidak suka berdesak-desakan seperti ini yang membuat tubuhnya terhimpit dari kanan kiri. Namun melihat senyum sumringah Sahnum membuat Kabiru tidak menyesalin

