Di tengah keadaan berkabung, Rian mulai terpengaruh oleh minumaan alkohol. Meskipun dia tidak meninggalkan kewajibannya untuk membantu ibunya, tiap malam dia masih mengerjakan tugas temannya tapi tidak sebanyak dulu. Rian lebih banyak merenung di luar rumah, dia juga jarang pulang hingga membuat ibunya khawatir. “Rian, kamu dari mana saja?” tanya mamanya khawatir saat melihat Rian kembali. “Biasa main, Ma” jawab Rian pelan. “Paman Siregar bilang kamu sering bantu mereka berobat, kamu dapat uang sebanyak itu dari mana?” tanya mamanya mencoba mencerca Rian. “Rian kerja serabutan, Ma” “Tapi..” “Sudahlah, Rian lagi capek” Rian berlalu menuju kamarnya, ia tidak ingin semua yang dia lakukan selama ini di ketahui oleh mamanya. Rian merebahkan tubuhn