"Apakah aku se tampan itu?" Dia tersenyum padaku, ketika aku sampai di ruangannya. Dia masih memakai baju yang dikenakannya saat iklan tadi. Aku hanya membalas senyumannya dengan sebuah anggukan. "Kamu luar biasa." ujarku. Ervan menggeleng pelan. "Apa kamu sedang menggodaku?" dia menghampiriku dan membingkai kedua sisi wajah ini. Menatapku selama beberapa saat, kemudian ia menciumku selama beberapa menit. "Aku tidak bisa menjauh darimu sedikit pun." keluhnya. Dia memelukku erat sekali. "Ibu sepertinya mulai melakukan ulah yang enggak bener." ujarnya. "Ulah?" aku berpura pura tidak tahu. Padahal jelas sekali, bahwa aku memang sudah mengetahui rencana nya. "Iya. Ibu mulai mempertemukan ku dengan seorang gadis." dia menggandengku. "Memangnya apa yang kurang darimu? kamu cantik, kam