Aku terbangun dengan keadaan kepala yang begitu berat. Aku sungguh merasa amat nelangsa. Dan aku juga enggak tahu siapa yang telah membawaku ke rumah sakit ini. Karena ketika aku bangun, aku sudah berada di atas brankar. "Anda sudah bangun?" Seorang perawat memeriksaku, dan meletakan cangkir berisi teh yang sepertinya masih hangat di atas meja. "Ini teh manis hangat. Ibu nanti bisa meminumnya. Agar ibu tidak lemas." "terima kasih, bu." ujarku. Aku pasti belum membayar tagihan rumah sakitnya. Sehingga aku harus pergi ke bagian adiministrasi. "Ibu mau ke mana?" tanya perawat tersebut padaku. "Saya mau membayar tagihan rumah sakit." aku lebih baik pulang saja, karena nanti membayarnya pasti mahal kalau aku terlalu lama di sini. Meski pun hanya lima ratus ribu, rasanya sangat di sayangk