Aku perlu mencari alasan supaya malam ini aman dari program cicilan. Bukan apa - apa, aku ingin memberitahu mama Rani terlebih dulu supaya mama bahagia karena lebih tahu duluan mengenai kehamilanku ini. Setelah mandi dan makan malam sendirian, aku menunggu Owie yang sudah dalam perjalanan pulang. Aku menunggunya di ruang TV sambil mengganti channel TV. Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat sepuluh menit ketika aku mendengar ada pintu yang terbuka dari arah dapur. Ketika aku menoleh, wajah Owie yang sedang senyum melihat ke arahku. "Assalamualaikum sayang." "Waalaikumsalam. Kenapa kamu datang pake senyum - senyum." Tanyaku agak curiga. "Ya senyum lah udah dua hari nggak ketemu istrinya." Ucapnya sambil mencium pipiku. "Mau makan nggak?" Tanyaku. "Boleh, aku bawa baso ati ra