Cass menekan tubuh Elle ke dinding hingga tubuhnya tak bisa bergerak. Bibir mereka melekat dengan erat tanpa bisa berhenti. Cass dengan buas terus menerus menyerang Elle. Segala yang ada di pikirannya, segala yang ada dalam angannya, dan segala yang ada dalam bayangannya seperti ia lampiaskan secara seketika. Sampai sampai ia melupakan kalau Elle mungkin saja kehabisan nafas. “Ahh..” Elle kembali merintih. Cass menarik bibirnya. Ia melepaskan ciumannya. “Sorry, sorry,” desahnya. Keningnya melekat pada dahi Elle. Puncak hidung mereka saling bersentuhan. Mata mereka menatap dengan dalam. Deru nafas mereka saling beradu. Jari jemari mereka tertaut dengan erat. Hembusan dan tarikan nafas satu sama lain seperti berlomba siapa yang paling cepat. “Ti… Tidak apa apa..” Elle menggumam.