“Niken, sejak kapan kamu menyadarinya? Maksud saya, menyadari kalau kamu mulai membalas perasaan saya,” tanya Aslan. “Aku juga sempat menanyakan itu ke diri sendiri, tapi nggak mendapatkan jawabannya. Ini seolah muncul begitu aja.” “Baiklah, tidak penting sejak kapan karena yang terpenting sekarang perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan lagi,” jawab Aslan. “Selama ini kamu udah terlalu sering denial pada perasaanmu sendiri. Sekarang adalah waktunya kamu jujur bahwa kamu memang nyaman bersama saya.” “Kalau aku nggak nyaman, aku pasti nggak akan membiarkan Bapak masuk ke apartemen ini. Sekalipun tempat ini milik Bapak, tapi aku punya hak untuk mengusir Bapak.” Aslan tersenyum. “Saya mengerti.” “Niken, anggap aja ronde pertama kita adalah saling mengakui perasaan masing-masing. Dan