Saat ini Aslan berada di lantai dua yang sepi hanya untuk menjawab telepon dari Arsen. Jika saja bukan Arsen yang meneleponnya, Aslan mungkin belum tentu menjawabnya apalagi sampai harus mencari tempat sepi seperti ini. “Sial, bagaimana mungkin kamu memberikan saran yang begitu sesat? Sesat dan konyolnya sangat efektif.” Di ujung telepon sana, Arsen tertawa lumayan renyah. “Jadi kamu sungguh melaksanakan apa yang saya sarankan?” “Tentu saja dan cara ini terbukti hampir berhasil.” “Kamu sungguh mengajaknya berselingkuh?” “Masih menunggu jawaban sampai dia bersedia.” “Baguslah,” jawab Arsen. “Ternyata kamu sungguh mencintainya. Dengan melakukan saran yang saya berikan saja sudah cukup menjadi bukti kalau perasaanmu bukanlah main-main, Aslan.” “Memangnya siapa yang main-main? Sejak awa