“Aku bertemu mantan Bapak,” ucap Niken pada Aslan di ujung telepon sana. “Oh ya? Memangnya mantan saya yang mana?” tanya Aslan dengan begitu santainya. “Mantan yang mana Bapak bilang? Berarti mantan Bapak itu banyak, ya?” “Mana mungkin sedikit? Saya se-tampan ini. Kamu tidak melihat betapa banyak perempuan tergila-gila pada saya belakangan ini?” canda Aslan. Andai Aslan berada di hadapannya, Niken mungkin akan melemparkan bantal di pangkuannya pada pria itu. “Katanya nggak suka jadi pusat perhatian. Sampai-sampai emosi banget waktu itu. Tapi sekarang udah mulai menikmati menjadi terkenal ya, Bapak Aslan?” Aslan tertawa. “Malah tertawa,” ucap Niken. “Bapak juga pernah bilang sebelum bertemu aku, Bapak merasa sulit menemukan perempuan tulus yang bukan memandang Bapak dari harta. Sekar