Sepasang tangan memeluk erat pinggang Kaylee dari arah belakang. Suasan yang tadinya dingin dan mencekam berubah dratis menjadi hangat setelah kepergian Raisa. Begitu juga sosok Axton yang langsung menunjukkan sisi lainnya saat bersama dengan wanitanya. Pria itu menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Kaylee dan menghirup rakus wangi tubuh wanitanya yang sudah menjadi candu baginya. “Kenapa?” tanyanya. “Apa kamu selalu begitu?” Alis Axton mengerut, pria itu tidak mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan Kayle. “Apanya?” “Dingin dan galak.” Axton tertawa mendengar penuturan Kaylee. Ia pun bergumam sebagai jawaban. “Apa aku membuatmu takut?” “Tidak.” Tentu saja itu jawaban bohong yang keluar dari mulut Kaylee. Helaan nafas terdengar di telinga wanita itu. Axton melepas pelukanny