Aku pikir saling mencintai saja sudah cukup untuk membuat kita menjadi satu, rupanya aku lupa bahwa diantara kita ada kehendak Tuhan.~ Sean Sean merenung cukup lama di ruangannya. Mungkinkah dia terlalu lambat selama ini karena menganggap bahw dia tidak memiliki pesaing yang tangguh untuk mendapatkan Sharena tapi kenyataanya ada saja hal yang datang tanpa di duganya selama ini. Kemudian dia mendesah dan menyambar jasnya, mengambil kunci mobilnya dan keluar dari ruanganga dengan langkah yang gontai. Pikirannya berisi tentang Sharena dan keputusannya. Sean mana bisa jika harus kehilangan perempuan itu sekali lagi. Selama ini Sean sudah menahannya dengan sabar tapi ketika rasanya Sharena sudah di depan mata rupanya itu hanyalah fatamorgana. Sejengkalpun Sean belum lebih dekat dengan Sharen