Berada di dekatmu membuat mataku seolah menjadikanmu poros pandangnya. Dia tidak mau berpaling, sekalipun hatiku berteriak menyangkalnya. Kamu terlalu indah untuk ku pandang sebagai manusia. ~Sharena Hari pertama duduk di ruangan Sean, Sharena menyadari sepenuhnya bahwa laki-laki yang sedang sibuk dengan tabletnya dan beberapa berkas di hadapannya itu, ternyata sangat tampan. Kulit mulus yang bersih dan indah, bibir tipis dengan lengkungan sempurna dan rambutnya yang hitam pekat seolah menyempurnakan alis tebal dan sorot matanya yang tajam. Jantung Sharena kembali berdebar. “Sharena, kerjakan tugasmu dan berhenti menatapku begitu!” Ucap Sean tanpa menoleh. Sharena segera kembali ke layar komputernya dengan wajah memerah malu. Dia baru saja ketahuan mengagumi ketampanan bossnya. Sharen