Satu setengah bulan kemudian... Luna Sudah lebih dari setengah jam aku hanya diam duduk di sofa ruang kerja Mas Danu sambil menunggu jemputan Mas Eza yang katanya sebentar lagi sampai. Sesekali aku tersenyum sambil mengusap perut buncitku. Kehamilanku hampir menginjak usia lima bulan dan semakin hari entah kenapa aku merasa semakin antusias menjadi ibu. “ Dek, lagi mikirin apa sih, sampai senyum-senyum sendiri dari tadi?” tanya Mas Danu tiba-tiba. “ Lagi seneng aja mas. Gue nggak nyangka kalau sebentar lagi bakal jadi ibu.” Aku mengusap perutku yang entah kenapa lama-lama tampak semakin lucu di mataku. “ Gue lebih nggak nyangka lagi cewek cengeng sekaligus bar-bar kaya lo bisa hamil.” “ Mulutnya Mas!” aku langsung mendelik dan itu membuat Mas Danu terbahak. “ Sebenernya