“Yuhuuu Zevania Arashaaa ... akhirnya lo masuk sekolah juga!” pekik Tania saat seseorang yang ia tunggu kehadirannya sejak kemarin muncul dari pintu kelas bersama seorang cowok yang tak asing baginya. Zevania mendudukkan dirinya di kursi. “Udah sana, aku udah nyampe juga.” Merasa diusir, Zidan pun kembali melangkahkan kaki keluar dari kelas Zevania. “Ngapain tuh es nong-nong pake segala nganterin lo ke sini?” tanya Gista heran. Tidak biasanya Zidan bertingkah layaknya cowok posesif atau romantis seperti dalam novel. “Takut di tengah jalan gue ketemu nenek lampir katanya, padahal gak minat juga gue berurusan sama Wilona. Toh, kalian berdua udah bales mereka kan?” Tania dan Gista mengangguk semangat. Keduanya memperhatikan wajah Zevania yang telah kembali seperti semula. “Muka lo c