Epilog

756 Kata

Seperti air, hidup harus dibiarkan mengalir sebagaimana mestinya. Zevania tidak pernah tahu jika ia akan sampai pada tahap mensyukuri hidup. Hidupnya memang tidak sempurna, bahkan sangat tidak sempurna. Marinka sang ibu yang kini masih membencinya, serta keberadaan ayah kandungnya yang entah berada di mana. Zevania menyadari dalam hidup kehilangan adalah cambuk yang teramat menyakitkan, namun semua orang pasti merasakannya. Ada yang diuji dengan kehilangan orangtuanya, kekasihnya, sahabatnya, peliharaannya, hartanya, atau bahkan ada seseorang yang kehilangan dirinya sendiri. Selalu ada alasan dibalik datang dan perginya seseorang. Dan Zevania yakin Tuhan punya rencana lain dibalik kisah hidupnya yang rumit ini. “Dek, Kakak berangkat kerja dulu ya.” Suara Zevano terdengar dari ara

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN