Annisa memasuki mobil diiringi para orang-orang Darel di belakangnya. Matanya memanas sejak tadi namun ditahannya. Waktu terasa lama bagi Annisa hingga mereka sampai di rumah terlewat bercat putih. Hatinya terasa diiris-iris saat menatap rumah itu, tepatnya bayangan akan rumah itu dengan sang pemilik bahkan rasanya tak sanggup dia menyebut nama pria itu. Dengan langkah cepat Annisa berlari ke arah kamarnya. Saat pintunya dibuka paksa Annisa langsung meluruh ke lantai bersamaan dengan air matanya yang mengalir deras. Dunianya seakan runtuh sekarang. Apa lagi yang dia harapkan kini? Kebahagiaan apa lagi yang bisa dia harapkan? Apakah semua ini belum cukup? Apa ada kenyataan lagi yang masih ditutupi dan akan terkuak saat dia di masa bahagia nya? Kenapa? Kenapa terlalu