Jam sudah menunjukkan pukul 08:00 Annisa mondar mandir
tak jelas di depan pintu rumah mereka. Pikirannya kalut, yang pasti
kekalutan itu disebabkan oleh Darel.
Saat sholat pun Annisa jadi kehilangan fokusnya.
‘Ya Allah, kumohon jangan buat suamiku berbuat dosa yang
teramat besar dengan membunuh orang.’ Doa Annisa sejak tadi.
Roseta dan pelayan lainnya menatap Annisa kasihan. Mereka
sudah tahu apa pekerjaan Darel, secara garis besar. Tapi ... Mereka
tak enak hati memberitahukan nyonyanya yang polos dan baik hati
itu. Entah bagaimana reaksi nyonyanya itu saat mengetahui hal yang
sebenarnya nanti.
Apalagi ... Annisa tengah hamil, pikir Roseta.
“Kenapa dia belum pulang juga.” Annisa menatap pintu dengan
cemas.
“Tuan akan segera pulang, Nyonya.” Roseta mencoba
menena
