Ayu sudah melayani pembeli yang ternyata adalah suaminya sendiri. Ayu memberikan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk serta sayur sebagai teman makan siang. Lelaki itu nampak sangat menikmati makanan yang ada didepannya. Lelaki itu seperti sedang kalap. Mulutnya tak henti mengunyah sambil sesekali melirik ke arah bayi kembar yang terkadang menangis. "Anaknya?" Al sengaja membuka percakpaan denagn Ayu yang baru selesai melayani pembeli lainnya. Ayu mengangguk pelan. Wajahnya tetap saja cantik walau hanya memakai dres sederhana milik Mama Kartika. "Iya." Ayu menjawab lembut lalu menyiapkan minuman teh hangat untuk Al. "Lagi nangis? Boleh saya gendong?" tanya Al lagi sambil menyelesaikan makan siangnya. Ayu menatap Al dengan curiga. Pertama, ia seperti kenal dengan lelaki yang kini ad