Aero menghentikan lumatan dibibir Alea. Aero kembali menatap mata sayu Alea yang baru saja menikmati rasanya berciuman. Hatinya berdebar dan bertabur bunga yang sangat banyak. Alea sungguh sangat bahagia. Alea membuka kedua matanya dan bibirnya masih sedikit maju ingin merampas bibir tebal Aero ynag begitu terasa penuh di dalam mulutnya. Tangan Aero mengusap pipi Alea dengan lembut. Tatapannya tak lepas dari dua bola mata indah milik gadis yang pernah menjadi adiknya itu. Kini, Alea bukanlah siapa -siapa dikeluarga Aero. Alea sama sekali tak memiliki hubungan darah dengan kedua orang tuanya. Jadi, tak ada salahnya kalau Aero malam ini akan egois menimati Alea dan akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap Alea. "Lea ..." panggil Aero lirih. "Ya Kak ..." jawab Alea tak kalah lirih. Napa