Riki hanya mendengar dengan tenang, saat semua keterangan yang diucapkan oleh ayahnya serasa hanya seperti mimpi. Dia tak pernah membayangkan takdir ini akan terjadi pada hidupnya. Mungkin dia tak lagi berharap, akan mendapatkan keluarga yang sempurna, setelah dia memiliki Pak Amin, dan dia adalah anak angkat. Dia tak bisa berkata apa-apa. Ini serasa mimpi yang tak mungkin nyata, namun, dia memilih untuk tetap menyimak setiap kata yang meluncur dari mulut laki-laki itu. "Rumah kita ada di Singapura, aku dan ibumu ke sini sesekali untuk memastikan keadaan perusahaan berjalan stabil." Ya, orang tua yang kaya, yang memiliki kerajaan bisnis, memiliki banyak uang, dia-lah orang tua Riki. Akan tetapi, Riki masih merasakan hatinya beku. Entah apa yang salah, mungkin karena dia belum terbiasa de