Merasa ragu untuk menelepon atau tidak, tetapi Sean akhirnya menekan juga ikon telepon di aplikasi chat yang sedang dipandangi. ‘Shitt, kenapa aku jadi bingung sendiri?’ Dua kali nada sambung terdengar, kemudian, “Hai, Hot Stuff!” Suara Zefanya menyapa riang dari ujung sambungan. “Hmmm,” angguk Sean menahan napas, memutar otak, bertanya kepada diri sendiri sebenarnya apa yang sedang dia lakukan sekarang? Kenapa akhirnya menelepon? Mendadak merasa bodoh dan konyol. “Halo?” “Ya?” “Kenapa menelepon kalau cuma diam?” kikik Zefanya. “Ya, sudah, aku tutup saja. Bye,” tanggap Sean dingin. “Heeey! Kenapa ditutup!” protes Zefanya menolak untuk mengakiri sambungan. “Bagaimana Mexico?” “Baik-baik saja,” jawab Sean tetap datar, sambil memijit keningnya sendiri. Lagi, Zefanya terkekeh, “Kam