Pagi pun tiba...
"Aku harus pergi..." Gala memeluk Aya di tempat tidur. "Kenapa hari berjalan begitu cepat?"
"Iya..." Aya menggumam sambil membelai d**a Gala berulang kali. "Aku bahkan tidak ingin bergerak dari atas kasur. Cuaca pagi ini dingin sekali."
"Kamu benar," Gala mengelus bahu Aya dengan lembut. Ia diam dan merenung.
Gala tiba tiba duduk di tempat tidur, "Ini tidak bisa dibiarkan!"
"Kenapa denganmu? Membiarkan apa maksudmu?" Aya mengerutkan keningnya.
"Aya! Kita menikah secepatnya! Resepsi kita tunggu setelah resort selesai. Bagaimana?" Gala mengeluarkan ide gilanya.
"A-APA? Gala, apa kamu serius?" Aya tak percaya dengan pendengarannya sendiri. "Pa-papamu di luar negeri. Tidak mungkin bukan? Lalu persyaratan lainnya?"
"Ini mungkin. Aku bisa minta Om Suta jadi saksi d
