Raga mengikuti langkah Mada kembali ke arah gor. Sepanjang jalan mereka berpegangan tangan. Mada yang tidak menyadari perbuatannya terus saja bercerita. Ia terlalu girang karena akhirnya papanya memberikan izin. Akhirnya mereka tiba di depan gor. "Ada apa di balik pintu gor ini?" Raga menatap Mada yang terus menerus tersenyum. "Ikut aku," Mada menarik tangan Raga memasuki gor. Di area depan tidak terlihat apapun. Hanya ada lapang bulutangkis dan lapang basket yang dipisah dengan jaring jaring tinggi. Tapi semakin mereka berjalan ke arah belakang, ada pintu besar yang terbuat dari besi. Sayup sayup Raga mendengar bunyi musik. Saat Mada membuka pintu tersebut, musik pun mengalun dengan keras membahana. Terkaget kaget, Raga melihat banyak orang sedang berlatih dance. "Ini d