"Kirani, beranikan dirimu. Jangan takut, ada aku di sini," Gala menghapus air mata Aya.
"Dia.. Dia.." Aya kembali tersedu sedu. "Tidak ada yang tahu.."
Gala mengelusnya berulang kali, "Dia kenapa?"
Aya menengadahkan wajahnya sambil menghapus air matanya, "Dia melecehkanku."
"A-apa?" Gala melotot kaget. "Di-dia berani sekali."
"Ceritakan padaku," Gala mulai merasa geram.
"Aku malu. Aku takut," Aya bicara perlahan.
"Dengarkan aku, kita akan segera menikah. Aya, aku akan menjadi suamimu. Kamu pikir, apa aku akan hidup tenang saat tahu istriku mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dan orang itu bisa hidup tenang begitu saja?" Kemarahannya seperti di ubun ubun.
"Tolong, cerita saja semuanya," Gala menggenggam erat tangan Aya dan mencoba menguatkannya.
Aya akhirnya mengangguk.
