Tubuh Kalia menempel pada cermin besar yang memenuhi hampir separuh dinding di ruang gym pribadi mereka. Kaca bening itu memantulkan bayangan dirinya—wajah yang mulai memerah, bibir sedikit terbuka menahan desah, dan rambut yang berantakan tapi justru membuatnya terlihat memikat. Tapi yang paling mencuri perhatian Kalia adalah sosok pria di belakangnya—Denta. Suaminya tampak begitu maskulin, penuh kendali, dengan tubuh tegap dan tatapan membakar. Gerakannya pasti, penuh hasrat dan kasih sayang yang membungkus semuanya. “Seperti ini, baby, yang kamu mau?” bisik Denta serak di telinganya, diselingi ciuman panas yang menghujani sisi leher dan bahu Kalia. Kalia menggigit bibirnya, mencoba meredam sensasi yang mengalir deras di dalam tubuhnya. Tapi suara napasnya sudah tak bisa dibohongi. “

