"Dante, lo mau apa?" Suara Salina bergetar, menatap tak percaya saat pria itu mengikuti langkahnya ke dalam kamar, lalu dengan tenang mengunci pintu. Lebih dari itu, Dante mengambil kunci dan memasukkannya ke dalam saku celana. "Dan… udah ya, jangan main-main. Serius, gue capek." Nada Salina terdengar lebih lirih kali ini, penuh harap agar Dante melepasnya begitu saja. Dante tidak menjawab. Dia tetap menatapnya intens, seakan sedang membaca isi pikirannya. Dengan satu gerakan kasar, jas hitamnya dilepas dan dilempar ke sofa. Dasi itu menyusul, ditarik dengan satu sentakan hingga terbuka. Satu per satu kancing kemejanya ikut terbuka, memperlihatkan d**a bidangnya. Salina menelan ludah. Sial. Kenapa situasinya jadi begini? Dante terlihat lelah, sama sepertinya. Dante menarik napas panj

