22

1226 Kata

Sudah seminggu sejak Denta resmi mengambil alih Bratama Corp, menggantikan kakaknya, Dante. Meski begitu, pria itu masih sering mondar-mandir ke kantor tanpa alasan yang jelas. Entah benar-benar bekerja atau hanya sekadar mencari angin. Kalau cuma buat bikin ribet, Denta serius mempertimbangkan baku hantam saja. Di tengah kesibukannya menandatangani berkas, pintu ruangannya terbuka tanpa aba-aba. "Lo serius amat, bro?" suara Bima terdengar santai, diiringi cengiran khasnya. Denta mendengus tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen di meja. "Mau apa lo?" tanyanya datar. "Lo nggak siap-siap? Ada makan malam nanti, kan?" Bima menjatuhkan dirinya ke kursi di depan Denta, memasang wajah santai seperti biasa. Denta hanya mengangkat sebelah alis. "Emang penting? Kayak nggak pernah makan aj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN