Pagi itu, aroma kopi memenuhi udara di apartemen Star. Sky duduk di meja makan dengan santai, mengenakan kemeja putih yang lengan panjangnya tergulung hingga siku. Ia tengah membaca email dari ponselnya sambil sesekali menyeruput kopinya. Di dapur, Star sibuk mengaduk adonan pancake, mengenakan apron biru dengan rambutnya yang terikat asal-asalan. “Kau seperti istri yang sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya,” canda Sky, suaranya terdengar serak namun penuh kehangatan. Star mendelik sambil tersenyum kecil, lalu mengangkat spatula di tangannya. “Kalau kau terus menggodaku seperti itu, aku tidak akan memberimu sarapan.” Sky tertawa pelan, meletakkan ponselnya di meja untuk menatap Star. Matanya yang tajam namun hangat mengamati setiap gerakan Star, seolah sedang memperhatikan