21

643 Kata

Subuh hampir tiba ketika Novan terbangun. Ruangan masih temaram, hanya cahaya pucat dari lampu jalan menembus tirai tipis. Bahunya terasa hangat, Greta masih bersandar di sana, tertidur lelap dengan wajah tenang dan napas teratur. Selimut sedikit melorot, memperlihatkan sebagian bahu perempuan itu yang terbungkus kaus tipis. Novan menatapnya lama. Ada rasa damai yang sulit ia jelaskan. Rasa yang sederhana, tapi juga menakutkan. Karena setiap kali ia merasa damai seperti ini, ia takut segalanya akan berakhir tiba-tiba, seperti dulu. Tangannya bergerak pelan, membetulkan posisi selimut agar tubuh Greta tetap tertutup. "Kamu tidur kayak anak kecil," gumamnya pelan, seolah takut membangunkan mimpi indah di mata Greta. Greta bergerak sedikit, bibirnya bergumam sesuatu yang tidak jelas. Hanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN