"Cantik." "Thanks." Pipi kemerahan menyambut pujian yang di lontarkan Evan kepadanya. Seperti janji sebelumnya, Evan menunggu kedatangan Stevannie di depan pintu masuk sebuah club ternama. Judith yang awalnya tidak percaya dan menganggap jika Stevannie terlalu banyak mengkhayal, harus terima kenyataan jika Evan benar-benar menunggunya. Bahkan Evan meminta Stevannie menggandeng sikunya saat masuk ke area prom night. "Ini benar-benar gila!" Judith hanya bisa melongo melihat kemesraan Evan dan Stevannie. Ia segera menyusul keduanya masuk ke dalam. Mungkin disana ia akan bertemu pangeran yang tidak akan membiarkannya sendirian malam ini. Suasana acara prom night malam itu sangat meriah dan hingar bingar. Beberapa orang sudah turun ke lantai untuk berjingkrak-jungkrak mengikuti musik