BAB 03.2

1500 Kata

UCAPAN maafnya masih menghantui pikiranku sejak kami meninggalkan pusat perbelanjaan itu. Apa maksud dari ucapan maafnya lalu ia menciumku dengan liar seperti tadi? Aku bukannya marah, karena ia seperti baru saja melecehkanku. Aku hanya tidak habis pikir. Ia yang terlihat tak tertarik denganku langsung menciumku seperti tak ada hari esok lagi untuk kami berdua. Ia menyerangku bagaikan seseorang yang tengah menemukan setitir air di padang pasir. Kutatap laki-laki yang kini tengah mengemudikan mobil dan membawa kami menjauh. Namun belum seberapa jauh dari sana, suara ledakan cukup keras membuatku melepas sabuk pengaman dan menoleh ke belakang. Melihat dengan jelas bagaimana kobaran api membakar habis apa pun yang berada di sekitarnya. Aku kembali memandangi Bian, dia tersenyum kecut menya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN