53. Surat Rayhan dan Putri selesai makan rawon tepat ketika jam menunjukkan pukul sembilan malam. Tidak terasa memang. Putri harus cepat pulang sebelum ayahnya mengiriminya pesan. “Aku antar pulang ya.” Rayhan berkata sambil mengelap bibirnya. “Kenapa begitu? Ayo! Mas, pulang dulu. Lalu aku diantar Pak Aan.” “Kamu sudah tidak apa-apa?” tanya Rayhan khawatir. “Aku sudah baik, Mas. Tidak pusing lagi.” Putri berusaha meyakinkan Rayhan tentang kondisinya. Dia tidak ingin Rayhan tahu kalau Putri masih saja melihat bayangan laki-laki dengan wajah buram itu. Rayhan menghela nafas. Dia sedikit khawatir pada Putri. Sudah lama Putri tidak mengeluh pusing. Kenapa sekarang pusing lagi? Apa terjadi sesuatu? “Ayolah, Mas. Aku ingin mengantarmu pulang. Mas tidak perlu khawatir. Aku diantar Pak