"Papi kamu yang jemput?" Tanya Tatang. "Iya, katanya sih udah nungguin kita di depan," ucap Ajeng, melangkah menuju pintu keluar. Ajeng dan Tatang mengedarkan pandangannya ke area bandara. Ajeng tersenyum menatap laki-laki separuh baya yang sedang berdiri di sana. Senyum hangat itulah yang selalu ia rindukan. Ajeng melambaikan tangannya, "Papi ...!," ucap Ajeng menarik koper berjalan mendekati beliau. Tatang melihat itu hanya bisa tersenyum, karena ia tahu kedekatan Ajeng dan papi nya seperti apa. Jujur ia lebih suka bersama papi Ajeng, dari pada mami nya. Entahlah laki-laki separuh baya itu begitu hangat dan menyenangkan. Ia bahkan pernah menemani beliau main catur, sambil menyantap pisang goreng buatan Ajeng. Hubungan positif antara ayah dan anak perempuannya sangatlah sakral. Meski