49. Sebuah Tawaran

1306 Kata

Pukul setengah dua siang, Rasi dan Aafia terbangun dari tidur mereka. Karena Rasi tertidur dengan memeluknya, tanpa Aafia sadari ia pun terlelap pula. Aafia bangun dan mengucek-ngucek matanya. Sementara Rasi masih berbaring dan hanya kedua matanya saja yang terbuka, terlihat enggan untuk bangkit. “Tuh kan, aku jadi ikut ketiduran gara kak Rasi,” sungut Aafia. Gadis itu bangkit, mengambil ikat rambut lalu mengikat rambutnya dengan asal. “Udah hampir jam dua siang ini, kak. Buruan bangun, belum shalat dzuhur kan?” kata Aafia lagi, mengomel. Rasi tidak menyahut. Aafia mendengus keras. “Denger nggak sih kak?” kesalnya karena tidak disahuti. Dengan malas Rasi mengubah posisinya menjadi duduk. “Iya, iya, denger kok.” Aafia melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk membasuh muka sekalian b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN