Pada pukul lima sore lebih beberapa menit akhirnya mobil Rasi tiba di halaman rumah kedua orangtuanya. Langsung saja ketiganya turun dan masuk, kebetulan pintu depan tidak ditutup.
“Wahh, udah pada datang aja anak-anak Mama,” sambut Malika dengan antusias.
Ketiganya bergantian menyalim punggung tangan Malika. Diantara ketiganya, Malika paling antusias melihat sang menantu.
“Kamu apa kabar, Fi? Mama kangen!” pungkas Malika lalu menarik Aafia ke dalam pelukannya.
Aafia balas memeluk Malika. “Fia sibuk nugas, Ma.”
“Huuu, alah bohong. Orang kamu bolos selama tiga hari,” beber Farrel tanpa dosa. Lelaki itu kemudian nyengir saat ditatap tajam setajam silet oleh Rasi.
“Bener, Fi? Kamu bolos? Tapi kenapa?” tanya Malika cemas bercampur bingung.
“Kurang sehat aja, Ma,” celetuk Rasi dengan ten
