Usai berpakaian lengkap, Rasi keluar dari kamar. Kedua netranya langsung menangkap sosok Aafia yang uring-uringan di sofa dan belum menyadari kehadirannya. Sejujurnya, Rasi juga merasa sangat malu, bisa-bisanya Aafia masuk saat ia sedang berganti baju. Setelah ini, harus ia letakkan di mana mukanya?! "Ekhem," Rasi berdeham singkat. Sontak saja, Aafia berhenti memukul-mukul bantal sofa. Terlihat tubuh gadis itu menegang ketika mendengar dehaman Rasi. "Sudah sore, mandilah," titah Rasi. Aafia mengangguk kaku. "I-iya." Aafia berdiri dan meraih tas ranselnya, lalu ngacir cepat-cepat memasuki kamar. Berusaha tidak menoleh menatap suaminya ketika ia melewati Rasi. Sepeninggalan Aafia, Rasi menarik napas lalu membuangnya dengan gusar. Lelaki itu mengayunkan kakinya menuju sofa dan duduk di

