Nino hanya tersenyum sambil menatap darah segar yang udah dia elap, “Seharusnya aku yang melakukan ini kepadamu sejak lama!” BRUKK! Nino membalasnya, sudut bibir Zavier juga berdarah. “Beraninya kau!” Ketus lelaki itu. “Kenapa? Apa yang bakalan kau lakukan? Apa kau bisa mengusirku tuan?” Serunya dengan tatapan mengejek, ia tertawa melihat Zavier. Lelaki itu semakin mengepalkan kedua tangannya. “Aku udah tau kalau kau tidak bisa di percaya! Enyalah dari hadapanku selagi aku memberikanmu waktu!” ketus Zavier kembali. Nino berjalan mendekati Zavier sambil melipat kedua tangannya di d**a, “Aku tidak takut dengan ancamanmu!” Ketusnya. Zavier semakin emosi melihatnya, “Baiklah kalau itu maumu!” Zavier menekan tombol di teleponnya, ia ingin menghubungi seseorang untuk memaksa lelaki t