"Tahan dikit, Sayang," bisik Ivan. Sembari mencium bibir Mayang, ia terus mendesak. Itu tak mudah, karena tampaknya Mayang masih ragu-ragu padanya. Dan ia tak memiliki pengalaman memerawani seorang gadis. Jadi, ia hanya bisa mencoba berhati-hati. Ivan merasakan perih di bahunya karena cengkeraman tangan Mayang. Sementara Mayang menjerit pelan lantaran tubuhnya seolah baru saja terbelah. Ia yakin, ia tak akan melupakan sensasi ini dalam hidupnya. Mayang mengatur napas ketika sadar, ia telah menyatu dengan tubuh Ivan. Ia menahan air matanya, tetapi tak bisa. Ia telah kehilangan mahkotanya, tetapi bukan itu yang membuatnya menangis. Ia merasakan tatapan lembut Ivan, pria itu terlihat merasa bersalah, dan justru itu membuat Mayang merasakan ketulusan Ivan. Mayang mengangguk pelan. Ia ingin