"Ayo putus." Dulu, saat zaman putih biru. Belum genap dua hari berpacaran, Topan sudah bilang begitu kepada Nirwana yang berpikir ajakan temu ini adalah kencan. Tentu, Nirwana tertegun mendengarnya. Apalagi ketika Topan imbuhkan, "Sekeras apa pun menolak menerima kenyataan, perasaan kita ini menjijikkan." Dengan saling menatap, lagi, Topan katakan, "Jadi, ayo udahan. Sampai kapan pun perasaan ini nggak akan berubah jadi menyenangkan." "Mpan--" "Kita itu sodara, Wana." Topan menyela. "Ah, nggak. Tante. Kita itu sodara." "Ya, aku tau. Tapi--" "Dan ini menjijikkan." Topan bicara dengan tampang keberatan atas hubungan terlarang, meski di lain sudut ... hatinya menginginkan umur hubungan yang jauh lebih panjang. Namun, sayang, kewarasan Topan tak tinggal diam. Terlalu paham bahwa semesta