"Papa ...." Teruntuk Gempa, dengan tanpa ada embel-embel Gio di setelah penyebutan barusan, hal yang membuat jantung Gempa berdetak amat kencang, darahnya berdesir hebat, pun debar di hati terasa tidak keruan, di depannya kini ada Angkasa yang tadi bilang apa? "Papa ... Aca mau itu." Menunjuk sebuah arena permainan. Ah, iya .... Hari itu. Pertemuan Gempa dengan Venus yang mulanya hanya berdua, lalu tanpa pernah Gempa duga Venus akan memberikan sebuah ajakan yang sejak lama amat Gempa inginkan, yakni bersama-sama menjemput anak-anak di sekolah, lalu pulang sebentar untuk ganti baju, kemudian makan siang di luar, lalu main ke mana pun tempat yang ingin mereka datangi. Mulanya bertanya soal kabar, lalu berbincang soal keadaan masa lalu dan saling meminta maaf, Venus mengakui kesalahanny