"Silakan diminum, Ven." "O-oh ... iya, Om." "Jangan sungkan." "Ah, iya. Terima kasih, Tante." Demikian Gempa lega melihatnya, mama tampak ramah kepada Venus, pun dengan papa. Hari di mana Gempa membawa wanita itu ke sini, seperti kata eyang kemarin, datangkan saja dulu Venusnya. Dengan susah payah, akhirnya Venus mau diajak ke rumah itu untuk bertemu orang tua Gempa. Sungguh, Gempa berharap banyak dari pertemuan ini. "Oh, ya, Venus bisa masak?" Eh? "Mama mau ngapain?" seloroh Gempa, jangan sampai mamanya bertingkah. "Apa, sih, Gem? Mama tanya doang ini." Lalu Venus menatap Gempa dan tersenyum, tak lama dia alih kepada Mama Ai. Mamanya Gempa. "Bisa, Tante." "Wah ... mantap. Barbeque-an, yuk? Pa, yuk?" Ainara mencekal lengan suaminya, agak dia remas di situ, tanpa sepenglihatan Ge