Dine memukul d**a Bian berulang kali, "Kenapa ini terjadi? Aku belum selesai bicara." Bian tertawa, "Apa aku memaksakan kehendakku?" Dine ikut tertawa, "Ah kamu..!" "Ok sekarang, waktunya untuk JUJUR!" Dine duduk di tempat tidur. Bian menggerakkan bibirnya hingga bergetar. "Apa itu? Apa yang kamu lakukan?" Dine menahan tawanya "Pemanasan bibir," Bian menarik nafas panjang. "Dine, aku mengajukan satu syarat dan kondisi sebelum bicara lebih lanjut," Bian menatapnya. "Apa?" Dine mengatupkan bibirnya menahan tawa memperhatikan Bian yang duduk bersila di hadapannya dengan telanjang bulat. "Tidak ada marah. Please.. Masa lalu itu fakta. Kita tidak mungkin merubahnya bukan?" Bian memasang ekspresi serius. "Jadi, aku akan jujur, apa adanya, tapi terima aku apa adanya." Dine terta