Naluri atau Logika

1037 Kata

Verlyn masih saja diam. "Kenapa kamu diam?" tanya Evan, karena Verlyn tidak merespons ucapannya. "Saya bingung harus menjawab apa, Pak." "Oh. Ya, kesannya aku terlalu maksa, ya? Enggak, kok. Kita jalanin begini aja dulu. Siapa tahu, lama-kelamaan kamu jadi jatuh cinta sama saya," ucap Evan, penuh percaya diri. Verlyn hanya tersenyum kaku. Suasana pun menjadi canggung untuk sesaat. Sampai akhirnya, kendaraan yang dikirim untuk mereka datang. Evan membantu Verlyn untuk berdiri. Kemudian memapahnya. Tidak jauh, karena lokasi mereka saat ini, untungnya dekat dengan jalanan beraspal. "Bapak bisa bawa sepeda motor?" tanya pemandu rafting tadi pada Evan. "Bisa." "Baiklah kalau begitu, Pak." Tiba-tiba saja, Evan memiliki ide. "Ehm, apa saya boleh pinjam sepeda motornya? Saya ingin ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN