Makan siang siap. Flo dan mama Bryan, dibantu asisten rumah tangga, menyiapkannya di meja makan. Menghirup aroma masakan yang membuat perut keroncongan, Bryan dan sang papa langsung masuk ke ruang makan. "Duh ... aromanya bikin laper," ucap papa Bryan sambil menarik salah satu kursi makan. Begitu juga dengan Bryan. Mereka makan siang berempat sambil membicarakan rencana pernikahan. Flo inginnya yang sederhana saja. Namun, Bryan jelas menolak. Ia sudah sering menyiapkan pernikahan kliennya dengan sangat mewah. Masa iya, untuk pernikahannya harus sederhana. Dulu, saat menikah dengan Prisil, semuanya ia serahkan pada orang tua. Terutama orang tua Prisil. Ya, Yulita yang mengatur semuanya, hampir sembilan puluh persen. Dari acara tunangan, sampai resepsi. Bryan hanya menurut saja karen