Divorce

1033 Kata

Seminggu di rumah Ibu, banyak yang sudah aku renungkan. Salah satunya tentang pernikahanku. Kalau bicara cinta, tentu saja aku masih sangat mencintai Devano. Namun, aku tidak akan pernah memilih opsi untuk bertahan. Aku mengajak dia bertemu. Cafe depan bank-lah tempat yang aku pilih. Tempat di mana penuh kenangan, terutama dulu saat aku masih bekerja dan aku masih menjadi wanita bodoh yang dijadikan lebih dari sekadar boneka. Kulihat, matanya menyiratkan penyesalan. Tapi apa peduliku?! Aku tidak mau goyah. Aku harus membebaskan diri dari mereka. Kesehatan hati dan pikiran jauh lebih penting daripada sebuah perasaan sentimental. Begitu juga ketika aku bertemu dengan Flo. Mau dia meminta atau bahkan mengemis pun, aku tidak akan pernah luluh. Aku tidak ingin membuang waktu. Segera kud

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN