Sepasang kaki tengah bergerak pelan, menekuk ke arah dalam karena permukaan kulitnya terasa dingin. Tidak kuat menahannya, membuat Denallie akhirnya bangun dari tidurnya yang sangat nyenyak. Matanya menatap langit-langit kamar hotel mewah yang disewa oleh keluarga suaminya. Ini malam kedua ia tidur dengan menggunakan pendingin ruangan, yang menyebabkan hidungnya terasa tidak nyaman. “Sampai kapan aku harus terbiasa dengan suhu sedingin ini,” batinnya. Denallie menghela napas pelan. Ia bergerak agar bisa bersandar di kepala ranjang. Pandangan matanya langsung menangkap keberadaan seseorang yang tidur di sofa. Dia adalah suaminya yaitu Gentala. Senyum miris terbit di wajah Denallie. Laki-laki itu lebih memilih tidur di sofa dibanding seranjang dengannya. Satu sisi ia senang karena dengan