Xavier kembali meneguk espressonya kemudian memandang ke arah Danial. Suasana di ruang kerjanya selalu ramai lancar seperti laju kendaraan di jalanan ibukota sejak ia mengenal seluruh anggota keluarga Narendra. Jika ia tidak sibuk meladeni Rachel sebagai guru les private, ia mau tidak mau harus menemani Danial untuk sekadar mengobrol. "Dan, sorry, bukan aku kepo atau apa nih, beberapa hari lagi kau akan menikah dengan Ayu. Apa kau sudah siap lahir batin menghadapi publik? I mean, how will you deal with public perception?" Danial menghela napas dalam-dalam. "Personally, I don't care. Tapi, aku memikirkan Ayu. Dia sedang hamil, wanita hamil biasanya sensitif terhadap hal apa pun. Aku khawatir, komentar publik tentang pernikahanku dengannya akan membuatnya terganggu dan tertekan." "Aku
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari