Setelah mendapatkan beberapa makanan, Choi ye meletakkan buah itu di depan goa, hanya berbungkusnya dengan daun saja. Dia sendiri segera melangkah pergi, beberapa kali menoleh kebelakang, dimana ada beberapa prajurit mengejar langkahnya. Choi ye, seorang wanita yang bahkan tak bisa berkelahi, hanya mengandalkan kekuatan fisiknya yang juga sudah merasa begitu lelah. Bajunya tersangkut dahang, membuatnya jatuh. Dengan gugur ia menarik kain yang nyangkut itu, lalu kembali berdiri. Lagi, ia berlari dengan sisa-sisa tenaganya. “Aaggh!” teriaknya, saat lengannya tertangkap. Dia di tarik, hingga tubuhnya menghadap kearah seorang prajurit yang menangkapnya. “Heheh ….” Kekehan serta tatapan penuh nafsu membuat Choi ye meronta. Berusaha mengibaskan tangannya. Namun, bukannya terlepas, dia justr